sayang,
matahari terbit sempurna dipagi ini,
tak ada satupun awan pekat yang menghalanginya,
kendati harian mewara-wiri sebutan harapan,
dia adalah waktu,
yang mengiringi kita menjadi anak zaman membuahkan sebuah tembang.
sayang,
kemesraan itu,
menjadi adik keturunan benih,
bidak bumi pertiwi pusaka cinta yang berpesan.
sayang,
aku banyak waktu, mencari jalan membingahkanmu.
sayang,
betapa mungilnya bumi ini,
begitu banyak mutiara jiwa,
begitu banyak mutiara bening,
yang hampir menyerupai awan putih dibalik kelam.
sayang,
kemanakah mata air itu ?
yang selalu memperlihatkan kehebatannya didepan mataku.
sayang,
tidak ada lain yang bisa mempercantik senyummu,
kendati dekorasi bumi,
telah datang silih berganti.
sayang,
lihatlah kehebatanku,
hanya memperlihatkan sepucuk kasih,
yang kuterbitkan setiap hari.
mutiara beningmu.
sayang,
akankan semi itu datang kembali,
bersama sobekan lilinnya yang lalu,
mengalahkan segala rangkaian kenyataan,
yang membuat beban kita semakin berat.
sayang,
ku kultus seribu bunga,
ternisbatkan hanya dengan kesejukan harum,
yang kau hembus dengan tenang,
menikmatinya tanpa takut.
jangan pergi sayang,
sayang,
mungkin hari ini aku gagal,
namun demi mu,
kan ku daki tebing yang tinggi,
agar engkau,
selalu bahagia melihatku kembali.
~pangerancinta~2012