aku tetap disini
tak tahu harus menunggu sampai kapan lagi
siang dan malamku
tak bosan memeluk harap
mata dan telingaku
tak henti merangkul asa
hingga putaran waktu berikutnya menepi
aku tetap disini
takkan belokkan arah walau sekejab
memang batin ini masih ada beban menindih
rasanya tak mampu tatap rembulan lagi
walaupun aku meraung
takkan reda harapku karena terpasung
tak mudah memang untuk melukiskannya
meski banyak kata kugores lewat pena
dan waktu berdetik kutatap tanpa kedip
semua tak dapat penuhi haus suaku
takkan dapat singkatkan jarak tatapmu
oh
mengapa setiap dingin malam menghampiri
seketika madu membaur pahit
lidahku kelu tak mampu berucap
bisikkan kata sekedar salam
untuk kekasih hatiku
maka aku disini setia menanti
bersama malam menepis risau