Improving Quality Of Life

Visitor 14.992

Hits 708

Online 13

KATALOG KARYA
2011.1998 - 62.SYA
Filsafat - Keimanan © 2011-08-10 : 04:51:36 (4615 hari 08:42:06 lalu)
The Power to be your best ternyata tak ku duga, di sini mulai cerita
KRONOLOGIS KARYA » HAKIKAT PUASA ± Filsafat - Keimanan © syarah. Posted : 2011-08-10 : 04:51:36 (4615 hari 08:42:06 lalu) HITS : 3041 lyrict-lagu-pilihan-lama () kumpulan puisi mutiarasukma17
RESENSI : Puasa dapat mempersempit pergerakan setan di dalam tubuh, terutama mencegah akhlak yang buruk dan dapat membersihkan diri. Zuhud terhadap dunia dan syahwat dan dapat menanamkan cinta akhirat.
PUASA dalam pengertian bahasa adalah ‘menahan’ yang mengandung nilai-nilai ketetapan hukum. Oleh karena itu, PUASA dapat didefiniskan sebagai suatu kegiatan menahan sesuatu pada waktu tertentu dengan syarat-syarat tertentu (Al Hafi zh Ibnu Hajar) yang memiliki nilai ibadah (ta‘abud) kepada Allah SWT dengan cara menahan diri dari makan dan minum dan hal-hal yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari (Al ‘Alamah Al ‘Atsimin dalam Al Mumtani, 6: 310) sehingga terdapat garis pembatas yang sangat tegas pengertian menahan makan minum dll antara dalam menjalankan PUASA dan tidak PUASA yaitu terletak pada adanya NIATAN.
Dalil-dalil wajibnya puasa
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al Baqarah, 2: 183)
“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.” (QS Al Baqarah, 2: 185)
“Islam didirikan atas lima perkara:
1. Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusannya,
2. Mendirikan shalat,
3. Menunaikan zakat,
4. Berhaji,
5. Puasa Ramadhan.”
Sumber HR Muttafaqun ‘Alaih dan para ulama pun sepakat bahwa puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi seluruh kaum muslim serta sapa yang mengingkarinya maka dia telah kafir.
Hukum meninggalkan puasa
“Kaum mukmin telah menetapkan bahwa siapa yang meninggalkan puasa dari zina dan pecandu khamar, diragukan keislamannya, dan diduga kuat dia seorang kafir zindiq" (Al Hafi zh Al Dzahabi) oleh karena itu jika seseorang makan ketika puasa Ramadhan dengan sengaja dan dia tahu bahwa hal itu diharamkan, dia wajib dibunuh. Jika yang melakukannya seorang yang fasik, dia harus dihukum karena berbuka dengan sengaja.” (Syaikhul Islam, Ibnu Hazm, Maratib Al Ijma’,: 70)
Hikmah disyariatkan puasa
Puasa dapat mempersempit pergerakan setan di dalam tubuh, terutama mencegah akhlak yang buruk dan dapat membersihkan diri.
Zuhud terhadap dunia dan syahwat dan dapat menanamkan cinta akhirat.
Memotivasi diri untuk berbelas kasih kepada orang-orang miskin dan merasakan keadaan mereka.
Membiasakan diri taat kepada Allah dengan meninggalkan hal yang dicintainya dalam rangka mencintai Allah.
Abu Abdurrahman ‘Adil bin Sa’d

Share


, 2011-08-10 : 04:51:36
Salam Hormat
Siti Syarah Hayyung

Siti Syarah Hayyung mulai gabung sejak tepatnya Jumat, 2011-05-20 13:19:59. Siti Syarah Hayyung mempunyai motto
Puisi : 6 Karya
Berita : 3 Karya
Filsafat : 2 Karya
Total : 11 Karya Tulis


DAFTAR KARYA TULIS Siti Syarah Hayyung


Isi Komentar HAKIKAT PUASA 1998
Nama / NameEmail
Komentar / Comment
BACK




ATAU berikan Komentar mu untuk karya HAKIKAT PUASA 1998 di Facebook



Terimakasih
KASTIL CINTA KU ,



CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Imajinasi adalah salah satu hak teristimewa yang dimiliki oleh setiap orang.
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti