Improving Quality Of Life

Visitor 14.963

Hits 308

Online 4

KATALOG KARYA
2012.3568 - 63.NAT
Filsafat - Keimanan © 2012-03-28 : 14:56:12 (4384 hari -10:20:06 lalu)
The Power to be your best ternyata tak ku duga, di sini mulai cerita
KRONOLOGIS KARYA » DIMANAKAH LETAK PERBEDAAN KITA YG BERSEGERA DI DALAM KEBAJIKAN DAN KITA YG BERSEGERA DALAM PERBUATAN ± Filsafat - Keimanan © Nata. Posted : 2012-03-28 : 14:56:12 (4384 hari -10:20:06 lalu) HITS : 2144 lyrict-lagu-pilihan-lama Biarlah Bulan Bicara Broery Pesolima (2344) kumpulan puisi mutiarasukma23
RESENSI : . Ada perbedaan besar antara orang yang selalu bersegera dalam kebajikan dan orang yang selalu bersegera dalam perbuatan dosa sama bedanya antara cahaya dan kegelapan, antara malam dan siang, antara langit dan bumi, antara hidup dan mati
"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan dengan yang takut (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka." QS. Al-mukminun:60 - "And those who give what they give with the fear (because they know that) they will actually return to their Lord." QS. Al-mukminun: 60.  Dan apakah mereka-mereka itu orang-orang yang minum khamar dan mencuri. Rasulullah bersabda,"Bukan, ... akan tetapi mereka adalah orang-orang yang melakukan puasa, sholat dan berderma. Mereka itu takut amal mereka tidak diterima. Mereka itu adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam kebaikan. Ada perbedaan besar antara orang yang selalu bersegera dalam kebajikan dan orang yang selalu bersegera dalam perbuatan dosa sama bedanya antara cahaya dan kegelapan, antara malam dan siang, antara langit dan bumi, antara hidup dan mati.

Tanyakan diri bagaimana sesungguhnya keadaan kita yg mengaku beriman?

Menurut Hasan al-Basri, mereka demi Allah selalu melakukan ketaatan dengan sungguh-sungguh dan mereka takut amal mereka itu ditolak. Bukankah itu artinya orang mukmin hakiki adalah orang yg mengumpulkan perbuatan baik dan rasa takut, sebaliknya kita yg termasuk orang munafik adalah orang yang mengumpulkan perbuatan jahat dan rasa aman. Bagaimana mungkin lisan mengatakan diri kita beriman dengan keimanan hakiki?. Kita merasa telah mendapatkan jamimnan ampunan dari Allah dan telah mendapatkan tempat duduk disurga-Nya?. Apakah cukup hanya dengan melaksanakan beberapa rakaat yang dilkukan dengan cepat seperti ayam mematuk makanan tanpa kekhusyukan dan doa, dan tanpa kesan sedikitpun ketulusan dan keikhlasan dalam jiwa? Janganlah kita menipu diri kita sendiri dengan ketaatan kita. Bisajadi memang pintu ketaatan dibukakan untuk kita tetapi kita telah dilelahkan dengan ketaatan kita sendiri sehinga ketaatan kita menutup keikhlasan kita sehingga pintu penerimaan-Nya tertutup bagi kita.

Kita memang melaksanakan sholat.  Pertanyaannya bagaimana kita sholat ?. Bukankah hanya mereka yang mampu melangkahkan hatinya dalam keimanan menuju surganya yg mampu sholat seperti sholat Hatim al-Asham.  

Cobalah kita renungkan pesan Hatim al-Asham Ia berkata :"Aku berdiri dengan perintah, aku berjalan dengan kebaikan, aku bertakbir dengan pengagungan, aku membaca dengan tartil, dan tafakur, aku ruku dengan khusyu, aku sujud dengan tawadhu, aku duduk tasyahud dengan kesempurnaan, aku salam dengan sunah, dan aku serahkan sholat itu dengan ikhlas kepada Allah. Lalu aku kembali dengan rasa takut, takut tidak diterima sedikitpun. Perkara selamat sesungguhnya tidak tergantung pada banyaknya ketaatan, karena ketaatan sebesar apapun bila dirusak oleh penyakit ujub, dan pamer akan menjadi tidak bernilai apapun. Rasulullah telah mengingatkan kita : "Bisa jadi seorang melakukan ibadah malam hanya mendapatkan begadang saja dari ibadah malamnya itu. Dan bisa jadi orang yang berpuasa hanya mendapat-kan lapar dan haus saja dari puasanya itu. Walaupun sedikit ketaatan bila bersih dari penyakit-penyakit hati, Allah pasti akan memberikan ganjaran pahala yang tidak terbatas. Jika amalan kita diterima maka ganjaran pahalanya tidak akan bisa dihitung jumlahnya.

Bukankah kita yang melangkahkan hati dalam keimanan menuju surga-Nya tidak mungkin mau membuat tubuh kita lelah dengan perbuatan yang tidak bermanfaat atau tertipu dengan jumlah tanpa melihat kualitas dan isi dari perbuatannya. Bukankah satu permata akan jauh lebih berarti dibandingkan sejuta manik-manik. Sedikit ketaatan dengan keikhlasan akan jauh lebih berarti dari sejuta ketaatan yang diikuti sifat ujub, bangga dan sombong.  Mengapa acap kali kita terjebak menjalani ketaatan berangkat dari jumlah sebanyak-banyaknya? Mengapa Ibadah berangkat dari konteks kuantitas bukan kualitas?. Apa artinya ketaatan yang berlimpah tapi terbungkus oleh sifat ujub, bangga dan sombong.  Secuil ketaatan yang terbebas dari penyakit hati, dilakukan dengan sepenuh keikhlasan semata mengharap ampunan-Nya adalah laksana permata yang akan membuat hati kita menjadi bening, berkilau dan bersinar dengan cahaya keimanan.

Ingatkah kita kisah seorang pelacur pada zaman Nabi Isa yg karena keikhlasannya mampu membuka pinta ampunan Allah dan meraih keridhaan-Nya. Sang pelacur pun tertegun melihat anjing yang sangat kehausan itu, sementara tenggorokannya sendiri serasa terbakar karena dahaga yang sangat. Sepercik air kotor itu sudah ada di dalam sepatunya. kemudian dia akan meneguknya, Anjing itu mengibas-ngibaskan ekornya sambil merintih. Pelacur itupun mengurungkan niatnya untuk mereguk air itu. Dielusnya kepala hewan itu dengan penuh kasih. Si Anjing memandangi air yang berada di dalam sepatu, lalu perempuan itu meregukan air hanya sedikit ke dalam mulut sang anjing, dan perempuan itu pun seketika terkulai roboh sambil tangannya memegang sepatu. Malaikat Raqib dan Atib sibuk mencatat-catat, sementara malaikat Malik dan Ridwan saling berebut. Malik, si penjaga neraka sangat ingin membawa perempuan pelacur itu ke neraka, sebaliknya Ridwan, si penjaga Syurga, mencoba mempertahankanya. Ia ingin membawa pelacur itu ke surga. Akhirnya persoalan itu mereka hadapkan kepada ALLAH. Ya Allah, sudah semestinya pelacur itu mendapat siksaan di neraka, karena sepanjang hidupnya menentang larangan Mu, kata Malik.  Tidak !  bantah Ridwan, Ya Allah, bukankah hamba-Mu si pelacur itu termasuk seorang wanita yang ikhlas melepaskan nyawanya daripada melepaskan nyawa Anjing yang kehausan, sementara ia sendiri melepaskan kehausan yang amat sangat?  Mendengar perkataan Ridwan, Allah lalu berfirman :"Kau benar, wahai Ridwan, wanita itu telah menebus dosa-dosanya dengan mengorbankan nyawanya demi makhluk-Ku yang lain. Bawalah ia ke syurga, Aku meridhainya..  Bukankah kita juga mempunyai kesempatan yg sama meraih keridhaan Allah, InsyaAllah terbuka jalan bila kita mau belajar ikhlas. Wallahu muwafiq illa aqwamith thariq. Wassalamualaikum..

Share


Sumatra, 2012-03-28 : 14:56:12
Salam Hormat
Nata Heriadi

Nata Heriadi mulai gabung sejak tepatnya Rabu, 2012-03-28 07:41:31. Nata Heriadi mempunyai motto
Filsafat : 31 Karya
Surat dari Hati : 1 Karya
Opini : 1 Karya
Resensi : 1 Karya
Total : 34 Karya Tulis


DAFTAR KARYA TULIS Nata Heriadi


Isi Komentar Dimanakah letak perbedaan kita yg bersegera di dalam kebajikan dan kita yg bersegera dalam perbuatan 3568
Nama / NameEmail
Komentar / Comment
BACK




ATAU berikan Komentar mu untuk karya Dimanakah letak perbedaan kita yg bersegera di dalam kebajikan dan kita yg bersegera dalam perbuatan 3568 di Facebook



Terimakasih
KASTIL CINTA KU ,



CORNER KASTIL CINTAKU Mutiara Sukma
Orang sukses terus bekerja sebelum orang lain berhenti
MIS Mutiara Sukma : Dian Tandri | Suryantie | Ade Suryani | Arum Banjar Sarie | Ambar Wati Suci | Chintia Nur Cahyanti